Pernah dengar istilah sandwich generation?
Mungkin kamu pernah merasakannya, atau melihat orang di sekitarmu mengalaminya.
Rasanya seperti terjepit, dihimpit tanggung jawab untuk merawat orang tua yang sudah lanjut usia, sementara di sisi lain, kamu juga harus membesarkan anak-anak yang masih membutuhkan banyak hal.
Seperti roti sandwich, kamu ada di tengah-tengah, menanggung beban dari dua sisi.
Nah, artikel ini akan membahas tuntas tentang sandwich generation, mulai dari pengertian, kategori, penyebab, dampak, hingga cara memutus rantainya.
Yuk, simak baik-baik!
Apa itu Sandwich Generation?
Sandwich generation adalah istilah yang menggambarkan kondisi individu di usia produktif, biasanya antara 30 sampai 50 tahun, yang “terjepit” antara tanggung jawab mengurus orang tua yang menua dan membesarkan anak yang masih bergantung.
Persis kayak roti sandwich, deh.
Kamu ada di tengah, menanggung beban dari dua sisi sekaligus.
Tapi, tanggung jawab ini gak cuma soal uang, lho! Lebih dari itu, kamu juga harus meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk kedua generasi tersebut.
Misalnya, nganter anak sekolah, nemenin orang tua ke dokter, masak buat keluarga, belum lagi urusan pekerjaan dan rumah tangga lainnya.
Wih, bisa kebayang betapa padatnya hari-hari kamu.
Kategori Sandwich Generation
Tapi, ternyata gak semua sandwich generation itu sama.
Seorang ahli bernama Carol Abaya membagi sandwich generation menjadi tiga kategori:
-
The Traditional Sandwich Generation
Ini nih yang paling sering kita temui.
Mereka adalah orang-orang di usia 40-an sampai 50-an yang harus merawat orang tua yang sudah lanjut usia sambil membesarkan anak-anak yang masih sekolah atau kuliah.
Di satu sisi, mereka harus memastikan orang tua mendapatkan perawatan kesehatan yang memadai, di sisi lain, mereka juga harus menyiapkan masa depan anak-anak, mulai dari biaya pendidikan sampai biaya hidup.
-
The Club Sandwich Generation
Nah, kalau yang ini levelnya lebih “expert”!
Mereka gak cuma mengurus orang tua dan anak, tapi juga cucu (kalau sudah punya) dan bahkan nenek kakek (kalau masih hidup).
Rentang usianya pun lebih panjang, yaitu 30 sampai 60 tahun.
Kebayang dong betapa kompleksnya dinamika keluarga mereka?
Mereka harus bisa membagi waktu, tenaga, dan perhatian untuk beberapa generasi sekaligus.
-
The Open Faced Sandwich Generation
Kategori ini agak berbeda dari dua sebelumnya.
Mereka adalah orang-orang yang terlibat dalam perawatan orang lanjut usia, tapi bukan sebagai pekerjaan profesional.
Misalnya, kamu merawat nenek atau kakek di rumah, atau aktif sebagai sukarelawan di panti jompo.
Meskipun tidak “terjepit” antara dua generasi secara langsung, mereka tetap memiliki tanggung jawab yang besar dalam memberikan perawatan dan dukungan kepada orang tua.
Penyebab Adanya Sandwich Generation
Ada beberapa faktor yang menyebabkan semakin banyak orang menjadi sandwich generation di era modern ini.
-
Usia Harapan Hidup Meningkat
Kemajuan di bidang kesehatan dan teknologi membuat orang hidup lebih lama.
Ini berarti kamu memiliki kesempatan lebih besar untuk merawat orang tua di usia senja mereka.
Meskipun itu hal yang baik, tapi juga berarti kamu harus siap dengan tanggung jawab dan tantangan yang mengiringinya.
-
Perubahan Struktur Keluarga
Dulu, keluarga besar tinggal bersama dalam satu rumah, sehingga tanggung jawab merawat orang tua bisa dibagi rata.
Sekarang, keluarga kecil (nuclear family) lebih umum, sehingga beban perawatan cenderung jatuh pada sedikit orang, yaitu kamu dan pasangan (kalau sudah menikah).
-
Akses Layanan Kesehatan dan Sosial Terbatas
Sayangnya, tidak semua orang tua memiliki akses yang mudah dan terjangkau untuk mendapatkan layanan kesehatan dan sosial yang memadai.
Misalnya, biaya perawatan di panti jompo yang mahal, atau sulitnya mencari perawat rumah yang profesional dan terpercaya.
Hal ini mau tidak mau membuat keluarga, terutama kamu sebagai bagian dari sandwich generation, harus menanggung lebih banyak tanggung jawab.
-
Kondisi Ekonomi
Faktor ekonomi juga berperan penting dalam munculnya sandwich generation.
Di satu sisi, banyak anak muda yang masih bergantung pada orang tua untuk biaya hidup atau biaya pendidikan.
Di sisi lain, orang tua yang sudah pensiun mungkin membutuhkan bantuan finansial dari anak-anaknya.
Kondisi ini menciptakan lingkaran ketergantungan yang bisa membebani kamu sebagai sandwich generation.
Baca Juga: Cara Agar Tidak Gali Lubang Tutup Lubang yang Aman
Dampak Adanya Sandwich Generation
Menjadi bagian dari sandwich generation itu memang penuh liku.
Ada banyak dampak yang bisa kamu rasakan, baik secara mental, fisik, maupun finansial.
-
Tekanan Mental Meningkat
Bayangin deh, kamu harus bekerja, mengurus anak, merawat orang tua, belum lagi urusan rumah tangga lainnya.
Gak heran kalau kamu sering merasa stres, cemas, bahkan sampai depresi.
Kurang tidur, kelelahan kronis, dan konflik peran juga bisa mempengaruhi kesehatan mental kamu.
Penting banget untuk menjaga keseimbangan dan mencari cara untuk mengelola stres dengan baik.
-
Kesejahteraan Finansial Terganggu
Beban finansial yang berat bisa membuat kamu kesulitan dalam mengelola keuangan keluarga.
Mungkin kamu harus mengorbankan kebutuhan pribadi, menunda impian, atau bahkan berhutang untuk memenuhi kebutuhan orang tua dan anak.
Kondisi ini tentu bisa mempengaruhi kestabilan ekonomi keluarga kamu dalam jangka panjang.
-
Kesehatan Fisik Menurun
Ketika kamu terlalu fokus mengurus orang lain, kamu cenderung mengabaikan kebutuhan diri sendiri.
Kurang istirahat, pola makan yang buruk, dan jarang olahraga bisa menurunkan daya tahan tubuh kamu.
Akibatnya, kamu jadi lebih rentan terkena penyakit, mulai dari yang ringan seperti flu dan batuk, sampai yang lebih serius seperti hipertensi dan diabetes.
-
Hubungan dengan Pasangan dan Anak Terganggu
Fokus pada orang tua dan anak bisa membuat kamu mengabaikan pasangan dan kebutuhan pribadi.
Komunikasi yang kurang intens dan kurangnya waktu bersama bisa memicu konflik dalam keluarga.
Anak-anak mungkin merasa kurang perhatian, sementara pasangan merasa terabaikan.
Penting untuk menjaga keseimbangan dan menciptakan waktu kualitas bersama pasangan dan anak-anak.
-
Perkembangan Karir Terhambat
Tantangan sebagai sandwich generation bisa mempengaruhi perkembangan karir kamu.
Kamu mungkin harus mengurangi jam kerja, menolak promosi, atau bahkan resign dari pekerjaan untuk fokus mengurus keluarga.
Hal ini tentu bisa menghambat kemajuan karir dan potensi pendapatan kamu di masa depan.
Cara Memutus Rantai Sandwich Generation
Meskipun berat, bukan berarti kamu gak bisa apa-apa, ya!
Ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk memutus rantai sandwich generation dan menciptakan kehidupan yang lebih seimbang dan bahagia.
Yuk, kita coba tips-tips berikut ini!
-
Komunikasi Itu Kunci
Keterbukaan dan kejujuran adalah fondasi yang penting dalam keluarga.
Bicarakan dengan terbuka kepada orang tua, pasangan, dan anak-anak tentang kondisi keuangan keluarga, pembagian tanggung jawab, dan harapan masing-masing.
Dengan begitu, semua anggota keluarga bisa saling memahami dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
-
Rencanakan Keuangan dengan Matang
Susun anggaran bulanan dengan detail, catat semua pengeluaran dan pendapatan, lalu prioritaskan kebutuhan yang paling penting.
Cari cara untuk meningkatkan pendapatan, misalnya dengan mencari penghasilan tambahan atau berinvestasi.
Jangan lupa untuk menyiapkan dana darurat dan merencanakan pensiun sedini mungkin.
Semakin kamu melek keuangan, semakin mudah kamu mengelola keuangan keluarga dan mencapai kemandirian finansial.
Baca Juga: Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Bebas Boncos
-
Manfaatkan Teknologi Semaksimal Mungkin
Di era digital ini, banyak aplikasi dan platform online yang bisa membantu kamu dalam merawat orang tua.
Misalnya, aplikasi pengingat obat, layanan pesan-antar makanan sehat, atau konsultasi dokter online.
Manfaatkan teknologi untuk mempermudah tugas kamu dan menghemat waktu dan tenaga.
-
Jangan Ragu Meminta Bantuan
Kamu gak harus menanggung semua beban sendirian, kok!
Minta bantuan dari saudara, teman, atau tenaga profesional jika kamu merasa kewalahan.
Misalnya, kamu bisa meminta saudara untuk menemani orang tua ke dokter, atau menyewa perawat rumah untuk membantu merawat orang tua di rumah.
Bergabung dengan komunitas atau grup dukungan juga bisa membantu kamu merasa lebih baik dan mendapatkan informasi yang bermanfaat dari orang lain yang mengalami hal yang sama.
-
Jaga Kesehatan Mental dan Fisik
Ingat, kamu juga butuh perhatian! Luangkan waktu untuk diri sendiri, lakukan hobi yang kamu sukai, olahraga teratur, dan cukup istirahat.
Kesehatan mental dan fisik yang baik akan membantu kamu menghadapi tantangan sebagai sandwich generation dengan lebih baik.
Jangan segan untuk mencari bantuan profesional jika kamu mengalami masalah kesehatan mental, seperti stres atau depresi.
-
Didik Anak Agar Mandiri Secara Finansial
Tanamkan nilai-nilai kemandirian dan tanggung jawab pada anak sejak dini.
Ajarkan mereka cara mengelola uang dengan bijak, menabung, dan bertanggung jawab atas keuangan mereka sendiri.
Hal ini akan membantu mereka untuk lebih siap menghadapi masa depan dan tidak terlalu bergantung pada orang tua di kemudian hari.
Menjadi bagian dari sandwich generation memang bukan perjalanan yang mudah.
Tapi, dengan perencanaan yang baik, komunikasi yang terbuka, dan dukungan dari orang-orang terdekat, kamu pasti bisa melewatinya dengan baik.
Supaya bisa terbantu dari sisi finansial, kamu juga bisa ambil produk keuangan yang tidak terlalu memberatkan.
Kalau kamu punya mobil, kamu bisa gadaikan mobilmu ke deGadai.
Beda dari pinjaman biasa, gadai mobil di deGadai tidak perlu proses pengecekan BI checking atau SLIK OJK, lho.
Apalagi kalau harga mobilmu masih bagus, kamu juga berkesempatan untuk dapat nilai pinjaman tertinggi.
Soal keamanan juga sudah terjamin, karena berizin dan diawasi oleh OJK.
Tertarik buat coba?
Kamu bisa hubungi langsung CS deGadai dengan cara klik tombol WhatsApp di sebelah kananmu.