Kini mulai dirasakan oleh banyak orang, apa saja dampak sandwich generation ini, ya?
Sandwich generation ini bukan cuma fenomena sosial biasa, lho.
Dampaknya bisa merembet ke berbagai aspek kehidupan, mulai dari kesehatan fisik dan mental, kondisi finansial, hingga hubungan dengan pasangan dan anak.
Penasaran apa saja dampak sandwich generation yang mungkin kamu rasakan? Yuk, kita bahas satu per satu!
Dampak Sandwich Generation
Saat harus terjebak akan keadaan sebagai sandwich generation, ini beberapa dampak sandwich generation yang akan terasa:
-
Stres dan Beban Mental yang Berlipat Ganda
Bayangin deh, setiap hari pikiranmu dipenuhi dengan daftar kebutuhan yang harus dipenuhi.
Mulai dari biaya berobat orang tua, biaya sekolah anak (SPP, buku, seragam, les tambahan), cicilan rumah (KPR), cicilan kendaraan, sampai tagihan listrik dan air.
Belum lagi urusan domestik lainnya, seperti mengantarkan anak les, menemani orang tua periksa ke dokter, menghadiri rapat orang tua di sekolah, menyiapkan makanan setiap hari, membersihkan rumah, dan masih banyak lagi.
Rasanya kepala mau pecah, kan?
Kondisi ini bisa memicu stres kronis yang berdampak pada kesehatan mentalmu.
Kamu mungkin akan sering merasa cemas, gelisah, dan khawatir tentang banyak hal.
Kamu juga bisa menjadi lebih mudah tersinggung, sensitif, dan sulit mengontrol emosi.
Selain itu, stres yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan gangguan tidur, seperti insomnia atau sulit tidur nyenyak.
Dari dampak menjadi sandwich generation di atas, kita bisa lihat menjadi sandwich generation memang tidak mudah, tapi bukan berarti kamu harus menyerah pada keadaan.
Dengan menjalani semua dengan ikhlas, pandai mengelola waktu dan keuangan, serta menjaga komunikasi yang baik dengan semua pihak, kamu pasti bisa melewati fase ini dengan baik.
Dalam beberapa kasus, dampak sandwich generation bahkan bisa memicu depresi. Jadi, jangan anggap remeh kondisi ini, ya!
Penting untuk mencari bantuan profesional jika kamu merasa kewalahan menghadapi stres dan beban mental yang berlebihan.
-
Keuangan yang Tertekan
Menjadi tulang punggung bagi dua generasi tentu bukan perkara mudah.
Kamu harus pandai-pandai membagi gaji agar cukup untuk memenuhi semua kebutuhan.
Apalagi jika orang tua memiliki penyakit kronis yang membutuhkan biaya pengobatan besar atau anak ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, seperti kuliah di universitas ternama atau studi di luar negeri.
Di sisi lain, kamu juga memiliki kebutuhan dan rencana keuangan pribadi, seperti membeli rumah, menyiapkan dana pensiun, atau berinvestasi.
Dampak sandwich generation pada aspek finansial ini bisa berupa menipisnya tabungan, terhambatnya rencana keuangan pribadi, bahkan terjebak dalam hutang konsumtif atau hutang online.
Kondisi ini tentu saja akan menambah beban pikiran dan membuatmu semakin stres.
Oleh karena itu, penting untuk memiliki perencanaan keuangan yang matang dan disiplin dalam mengelola keuangan.
Kamu bisa mulai dengan membuat anggaran bulanan, mencatat semua pengeluaran, dan mencari cara untuk meningkatkan penghasilan.
Baca Juga: Cara Mengatur Keuangan Generasi Sandwich Paling Jitu
-
Hubungan yang Merenggang
Ketika waktu dan energimu terkuras habis untuk mengurus orang tua dan anak, kamu mungkin akan kekurangan waktu untuk diri sendiri dan pasangan.
Komunikasi dengan pasangan menjadi jarang dan superfisial, quality time bersama berkurang, dan timbul perasaan tidak dipahami satu sama lain.
Kamu dan pasangan mungkin akan lebih sering bertengkar karena hal-hal sepele dan saling menyalahkan.
Dampak sandwich generation ini juga bisa mempengaruhi hubunganmu dengan anak.
Kamu mungkin akan lebih mudah tersulut emosi ketika menghadapi anak dan kesulitan memberikan perhatian penuh kepada mereka.
Kamu mungkin juga akan melewatkan momen-momen penting dalam perkembangan anak, seperti pertunjukan sekolah atau ulang tahun mereka.
Akibatnya, anak merasa diabaikan dan hubungan kalian menjadi renggang. Mereka mungkin akan mencari perhatian dari orang lain atau menunjukkan perilaku negatif sebagai bentuk protes.
-
Kesehatan Fisik yang Menurun
Stres yang berkepanjangan dan kurangnya waktu untuk beristirahat dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.
Kamu jadi lebih mudah sakit, mengalami gangguan tidur, seperti insomnia atau sleep apnea, dan kelelahan kronis.
Kamu juga bisa mengalami berbagai keluhan fisik, seperti sakit kepala, sakit punggung, gangguan pencernaan, dan peningkatan tekanan darah.
Dampak sandwich generation pada kesehatan fisik ini tidak boleh dianggap remeh, lho!
Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berkembang menjadi penyakit yang lebih serius.
-
Terhambatnya Perkembangan Diri
Saat fokusmu terbagi antara mengurus orang tua dan anak, kamu mungkin akan mengesampingkan kebutuhan dan rencana pribadi.
Misalnya, kamu menunda melanjutkan pendidikan S2 atau S3, mengubur mimpi untuk mengembangkan karier dan mendapatkan promosi jabatan, atau mengorbankan hobi yang kamu sukai, seperti bermain musik, melukis, atau traveling.
Padahal, perkembangan diri itu penting agar kamu tetap bahagia, produktif, dan memiliki kualitas hidup yang baik.
Dengan mengembangkan diri, kamu juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi stres.
Kalau kamu lagi butuh suntikan dana segar yang aman dan punya mobil yang ‘nganggur’, kamu bisa coba gadaikan mobilmu di deGadai!
deGadai menerima berbagai jenis mobil untuk bisa kamu gadaikan, mulai dari mobil sport sampai mobil SUV biasa.
Soal keamanan juga sangat terjamin, karena deGadai sudah resmi berizin dan diawasi oleh OJK.
Apalagi kalau mobilmu punya nilai jual yang bagus di pasaran, kamu bisa dapatkan nilai pinjaman tertinggi, lho.
Tertarik buat coba?
Yuk, dapatkan dana segar terpercaya dengan gadaikan mobilmu di deGadai, tanya-tanya langsung dengan klik tombol WhatsApp di sebelah kananmu!