Mengenal Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan

Mengenal Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan, Biar Gak Impulsif!

Masih bingung apa perbedaan kebutuhan dan keinginan?

Pernah nggak sih kamu merasa gaji udah habis padahal baru tanggal 10? Atau mungkin kamu sering bingung, kok uang selalu nggak cukup ya?

Nah, bisa jadi ini karena kamu belum paham betul perbedaan kebutuhan dan keinginan.

Dua hal ini memang seringkali bikin kita bingung, apalagi kalau godaan diskon dan promo di mana-mana.

Yuk, kita belajar bareng gimana caranya bedain kebutuhan dan keinginan biar hidup lebih tenang dan dompet tetep aman!

Apa Itu Kebutuhan dan Keinginan?

Sederhananya, kebutuhan adalah segala sesuatu yang wajib dipenuhi agar kita bisa hidup layak dan sejahtera.

Kebayang kan kalau kita nggak makan, minum, atau punya tempat tinggal? Wah, bisa berabe tuh!

Kebutuhan ini sifatnya mendasar dan nggak bisa ditawar-tawar lagi, deh.

Tanpa terpenuhinya kebutuhan, kita bakal kesulitan untuk beraktivitas, mengembangkan diri, bahkan bisa-bisa kesehatan kita terganggu.

Sedangkan keinginan adalah hal-hal yang pengen kita miliki untuk meningkatkan kualitas hidup atau sekadar memuaskan hasrat, tapi nggak berdampak langsung sama kelangsungan hidup.

Misalnya, kamu pengen banget punya smartphone keluaran terbaru, tapi smartphone lamamu sebenarnya masih berfungsi dengan baik.

Atau mungkin kamu ngebet banget liburan ke Eropa, padahal tabunganmu belum cukup.

Nah, keinginan-keinginan kayak gini boleh-boleh aja kok, asalkan kamu udah memenuhi kebutuhanmu dan punya dana lebih.

Di sinilah letak perbedaan kebutuhan dan keinginan yang paling mendasar.

Kebutuhan sifatnya krusial dan wajib dipenuhi, sementara keinginan lebih ke arah tambahan atau pelengkap yang bisa ditunda atau bahkan diabaikan kalau memang belum memungkinkan.

Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan

Biar makin jelas, yuk kita bahas lebih lanjut tentang perbedaan kebutuhan dan keinginan dari berbagai sisi:

  1. Tingkat Urgensi

Kebutuhan harus dipenuhi secepatnya, bahkan bisa dibilang mendesak.

Bayangin kamu lagi kehausan di tengah gurun pasir.

Pasti yang kamu cari pertama kali adalah air minum (kebutuhan), bukan es krim (keinginan), kan?

Atau saat kamu sakit, kebutuhanmu adalah berobat ke dokter dan membeli obat, bukannya malah beli baju baru.

Sedangkan keinginan bisa ditunda sampai kamu benar-benar siap, baik secara finansial maupun mental.

Misalnya, kamu pengen banget punya mobil, tapi saat ini kamu masih bisa menggunakan transportasi umum.

Kamu bisa menunda keinginan ini sampai kamu punya tabungan yang cukup dan benar-benar membutuhkan mobil untuk menunjang aktivitasmu.

  1. Sifat

Kebutuhan cenderung objektif dan relatif sama untuk semua orang, terlepas dari latar belakang, status sosial, atau tempat tinggalnya.

Semua orang butuh makan, minum, tempat tinggal yang layak, pakaian untuk melindungi diri, dan akses terhadap layanan kesehatan.

Tapi, keinginan sifatnya lebih subjektif dan beragam, tergantung pada kepribadian, minat, hobi, dan nilai-nilai yang dianut masing-masing individu.

Ada yang ngebet beli mobil, ada yang lebih milih liburan ke luar negeri, ada juga yang ingin punya koleksi buku langka.

  1. Dampak

Nggak memenuhi kebutuhan bisa bikin kita susah, bahkan membahayakan kesehatan dan kelangsungan hidup.

Coba bayangkan kalau kamu nggak makan selama berhari-hari, pasti badanmu akan lemas, nggak bertenaga, dan rentan terkena penyakit.

Atau kalau kamu nggak punya tempat tinggal, kamu akan kesulitan untuk beristirahat dengan nyaman dan terlindungi dari cuaca ekstrem.

Tapi, kalau keinginan nggak terpenuhi, paling kita cuma merasa kecewa atau sedih sebentar, dan nggak akan berdampak signifikan terhadap kehidupan kita.

Misalnya, kamu pengen banget nonton konser artis favoritmu, tapi tiketnya udah habis.

Kamu mungkin akan kecewa, tapi hidupmu akan tetap berjalan seperti biasa, kan?

Contoh Kebutuhan dan Keinginan dalam kehidupan sehari-hari juga banyak banget.

Kebutuhan meliputi sandang (pakaian), pangan (makanan dan minuman), papan (tempat tinggal), pendidikan, dan kesehatan.

Sedangkan keinginan contohnya gadget terbaru, liburan mewah, koleksi barang-barang branded, atau makan di restoran mewah.

Jenis-jenis Kebutuhan dan Keinginan

Ternyata, kebutuhan dan keinginan itu ada macem-macemnya lho! Yuk, kita kenalan sama jenis kebutuhan dan keinginan:

Kebutuhan

  1. Kebutuhan Primer

Ini nih yang paling penting dan harus dipenuhi duluan karena berkaitan langsung dengan kelangsungan hidup.

Contohnya: makanan bergizi, air bersih, pakaian yang layak, tempat tinggal yang aman dan nyaman.

Kebutuhan primer ini harus jadi prioritas utama dalam pengeluaranmu, ya!

Buat cari tahu lebih lanjut seputar kebutuhan primer, kamu bisa cek selengkapnya di sini: Kenali Kebutuhan Primer, Jenis-jenis, dan Contohnya.

  1. Kebutuhan Sekunder

Setelah kebutuhan primer terpenuhi, baru deh kita bisa mikirin kebutuhan sekunder.

Kebutuhan sekunder ini mendukung kita untuk hidup lebih baik dan produktif.

Contohnya: pendidikan (biaya sekolah, buku, alat tulis), transportasi (kendaraan pribadi atau ongkos transportasi umum), akses internet, peralatan rumah tangga, dan layanan kesehatan (asuransi kesehatan, pemeriksaan rutin).

  1. Kebutuhan Tersier

Nah, kalau yang ini sifatnya lebih ke pelengkap dan biasanya dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder tercukupi.

Kebutuhan tersier ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan memberikan kepuasan, tapi bukan hal yang esensial.

Contohnya: rekreasi (liburan, nonton bioskop), hiburan (konser musik, permainan), fashion (pakaian dan aksesoris bermerek), peralatan elektronik (TV, sound system), dan kendaraan mewah.

Baca Juga: Pahami Kebutuhan Primer, Sekunder, dan Tersier serta Contohnya

Keinginan

Keinginan sebenarnya nggak ada kategorinya yang baku, tapi bisa dibedain berdasarkan beberapa hal:

  1. Waktu

Ada keinginan jangka pendek (misalnya, nonton konser, beli baju baru), ada juga keinginan jangka panjang (misalnya, punya rumah sendiri, melanjutkan studi S2, keliling dunia).

  1. Intensitas

Ada keinginan yang kita pengen banget wujudkan, sampai rela nabung berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, ada juga yang biasa aja dan gampang dilupakan.

  1. Nilai

Ada keinginan yang bermanfaat dan bisa meningkatkan kualitas diri (misalnya, ikut kursus bahasa asing, les musik, ikut seminar pengembangan diri), ada juga yang kurang bermanfaat dan hanya memberikan kesenangan sesaat (misalnya, beli barang-barang yang nggak perlu).

Cara Membedakan Kebutuhan dan Keinginan

Gimana sih cara membedakan kebutuhan dan keinginan biar kita nggak salah langkah?

Ini caranya:

  1. Tanyakan pada Diri Sendiri

“Apakah ini penting untuk kelangsungan hidupku?” atau “Apa yang akan terjadi jika aku tidak memiliki ini?”.

Kalau jawabannya “iya” atau “Aku akan kesulitan menjalani hidupku”, berarti itu kebutuhan.

Kalau “nggak” atau “Tidak akan terjadi apa-apa, aku hanya akan merasa kecewa”, berarti itu keinginan.

  1. Buat Skala Prioritas

Susun daftar kebutuhan dan keinginanmu berdasarkan tingkat kepentingannya.

Utamakan kebutuhan yang paling penting, baru deh pikirin keinginan.

Misalnya, membayar tagihan listrik dan air lebih penting daripada membeli sepatu baru.

  1. Pertimbangkan Dampak Jangka Panjang

Membeli barang-barang mahal mungkin bikin senang sesaat, tapi gimana dengan kondisi keuanganmu di masa depan?

Apakah pembelian ini akan membuatmu kesulitan keuangan atau malah menguntungkanmu dalam jangka panjang?

Misalnya, membeli rumah dengan KPR mungkin akan memberatkan keuanganmu di awal, tapi dalam jangka panjang kamu akan memiliki aset berharga.

  1. Perhatikan Frekuensi Penggunaan

Apakah barang atau jasa ini akan sering kamu gunakan?

Jika iya, kemungkinan besar itu adalah kebutuhan.

Jika jarang digunakan, mungkin itu hanyalah keinginan.

Misalnya, membeli laptop untuk menunjang pekerjaan atau kuliah adalah kebutuhan, sedangkan membeli drone hanya untuk iseng mungkin hanyalah keinginan.

Cara Mengelola Keuangan dengan Membedakan Kebutuhan dan Keinginan

Udah paham perbedaan kebutuhan dan keinginan? Sekarang saatnya kita belajar cara mengelola keuangan biar lebih bijak!

  1. Buat Anggaran

Mencatat semua pemasukan dan pengeluaran itu penting banget, lho!

Dengan begitu, kamu bisa tau kemana aja uangmu mengalir dan bisa mengidentifikasi pengeluaran yang nggak perlu.

Setelah itu, alokasikan dana untuk kebutuhan dan keinginan secara proporsional.

  1. Terapkan Prinsip 50/30/20

Ini nih salah satu metode yang cukup populer dalam mengelola keuangan.

Alokasikan 50% penghasilanmu untuk kebutuhan pokok (makan, transportasi, tagihan), 30% untuk keinginan (hiburan, hobi, belanja), dan 20% untuk tabungan dan investasi.

Buat tahu cara mengalokasikan gajimu dengan tepat, kamu bisa cek cara-caranya di sini: 10 Cara Mengalokasikan Gaji dengan Benar.

  1. Hindari Impulsif

Duh, siapa sih yang nggak pernah kepengen beli barang yang lagi hits atau lagi diskon gede-gedean?

Tapi, tunggu dulu!

Jangan langsung beli barang yang kamu inginkan.

Tunggu beberapa hari, pikirkan baik-baik, apakah kamu benar-benar membutuhkannya? Apakah barang ini akan bermanfaat untukmu dalam jangka panjang?

  1. Cari Alternatif yang Lebih Murah

Misalnya, daripada beli kopi di kafe setiap hari, mending bikin kopi sendiri di rumah.

Atau daripada langganan TV kabel dengan banyak channel yang jarang ditonton, mending berlangganan layanan streaming yang lebih murah.

  1. Belajar Menabung dan Investasi

Menabung dan investasi itu penting banget untuk masa depanmu, lho!

Dengan menabung, kamu bisa menyiapkan dana darurat untuk keperluan mendadak atau mewujudkan impianmu di masa depan.

Sedangkan investasi bisa membantu uangmu tumbuh dan mengalahkan inflasi.

Ada banyak instrumen investasi yang bisa kamu pilih, mulai dari deposito, emas, reksa dana, sampai saham. Pilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuanganmu, ya!

  1. Manfaatkan Promo dan Diskon dengan Bijak

Promo dan diskon emang menggiurkan, sih.

Tapi, jangan sampai kamu terjebak dan membeli barang-barang yang sebenarnya nggak kamu butuhkan cuma karena harganya murah.

Pastikan barang tersebut memang kamu butuhkan dan sesuai dengan anggaranmu.

  1. Evaluasi Pengeluaran secara Berkala

Lakukan evaluasi pengeluaranmu minimal sebulan sekali.

Cek kembali pengeluaranmu, identifikasi mana yang bisa dikurangi atau dihilangkan, dan cari cara untuk lebih hemat.

Mengelola kebutuhan dan keinginan memang gampang-gampang susah.

Tapi, dengan disiplin dan konsisten, kamu pasti bisa kok!

Baca Juga: Cara Membuat Catatan Keuangan Rumah Tangga & Contohnya

Ingat, perbedaan kebutuhan dan keinginan adalah dua hal yang berbeda.

Memenuhi kebutuhan itu wajib, tapi memenuhi keinginan harus disesuaikan dengan kemampuan.

Kalau kamu butuh suntikan dana untuk penuhi kebutuhan atau keinginanmu dengan bijak, kamu bisa pertimbangkan untuk gadaikan mobilmu di deGadai.

Tanpa ada proses cek BI checking/SLIK OJK, berizin dan diawasi oleh OJK, serta berkesempatan dapat nilai pinjaman tertinggi, bikin gadai mobil di deGadai jadi pilihan paling terpercaya buat kamu ambil pinjaman.

Tertarik buat coba?

Kamu bisa tanya-tanya langsung ke CS deGadai dengan klik tombol WhatsApp di sebelah kananmu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan gadai?
Scan the code