Udah tau efek negatif impulsive buying dan pengin tahu cara mengatasi impulsive buying atau terhindar dari kebiasaan ini?
Impulsive buying alias belanja impulsif adalah kebiasaan yang umum terjadi, apalagi di era digital seperti sekarang ini.
Godaan ada di mana-mana, mulai dari iklan online, promo menarik, sampai influencer yang mempromosikan berbagai produk.
Tapi, kalau dibiarkan, impulsive buying bisa bikin dompetmu jebol dan keuanganmu berantakan.
Di artikel ini kita akan bahas tuntas tentang cara mengatasi impulsive buying agar kamu bisa lebih bijak dalam mengelola keuangan.
Cara Mengatasi Impulsive Buying
Nah, sekarang saatnya kita bahas cara mengatasi impulsive buying.
Berikut adalah beberapa tips mengatasi impulsive buying yang bisa kamu terapkan:
1. Buat Anggaran dan Rencanakan Belanjamu
Salah satu cara mengatasi impulsive buying yang paling efektif adalah membuat anggaran belanja.
Catat semua pengeluaranmu, mulai dari kebutuhan pokok seperti makan, transportasi, dan tagihan, hingga pengeluaran untuk hiburan dan gaya hidup.
Setelah itu, tentukan batas maksimal untuk setiap kategori kebutuhan.
Misalnya, kamu mengalokasikan Rp 500.000 per bulan untuk belanja baju, Rp 300.000 untuk makan di luar, dan seterusnya.
Dengan membuat anggaran, kamu bisa lebih mudah mengontrol pengeluaran dan menghindari impulsive buying.
Kamu jadi tahu berapa banyak uang yang bisa kamu habiskan untuk setiap kebutuhan, sehingga tidak kebablasan.
Kamu juga bisa menggunakan aplikasi pencatat keuangan untuk membantumu membuat anggaran dan melacak pengeluaran.
Kalau mau tahu cara catat keuangan rumah tanggamu, kamu bisa coba cek di sini: Cara Membuat Catatan Keuangan Rumah Tangga & Contohnya.
2. Buat Daftar Belanja dan Patuhi Daftar Tersebut
Sebelum pergi berbelanja, baik itu ke supermarket, pasar tradisional, atau online shop, buatlah daftar barang yang benar-benar kamu butuhkan.
Tuliskan dengan detail, misalnya “1 kg beras”, “1 liter minyak goreng”, “sabun mandi”, dan seterusnya.
Saat berbelanja, usahakan untuk menghindari impulsive buying dengan berpegang teguh pada daftar tersebut.
Jangan tergoda oleh promo atau barang-barang lain yang tidak ada dalam daftar, meskipun terlihat menarik.
Fokus pada kebutuhan, bukan keinginan.
3. Beri Jeda Waktu Sebelum Membeli
Ketika ingin membeli sesuatu, terutama barang yang tidak terlalu dibutuhkan, cobalah untuk menunggu beberapa hari sebelum benar-benar membelinya.
Misalnya, kamu lagi browsing online shop dan nemu tas yang lucu banget.
Daripada langsung checkout, masukkan dulu ke keranjang belanja dan tunggu 2-3 hari.
Cara mengatasi impulsive buying ini memberi kamu waktu untuk memikirkan dengan jernih apakah kamu benar-benar membutuhkan tas tersebut atau hanya ingin semata.
Selama masa tunggu itu, tanyakan pada diri sendiri:
- Apakah aku benar-benar membutuhkan tas ini?
- Apakah aku sudah punya tas yang fungsinya sama?
- Apakah tas ini sesuai dengan budgetku?
- Apakah aku akan menyesal jika tidak membeli tas ini?
Jika setelah beberapa hari kamu masih merasa membutuhkan tas tersebut, barulah kamu boleh membelinya.
4. Hindari Godaan
Sadari apa saja yang biasanya memicu kamu untuk melakukan impulsive buying.
Apakah itu iklan di media sosial, email promo, atau ajakan teman untuk hangout di mall?
Setelah mengetahui pemicunya, usahakan untuk menghindarinya.
Berhenti mengikuti akun media sosial yang sering mempromosikan produk-produk yang membuatmu tergoda untuk berbelanja.
Unsubscribe dari newsletter atau email promo dari online shop.
Kamu juga bisa menghindari tempat-tempat yang biasanya memicu impulsive buying, seperti mall atau bazar.
5. Cari Kegiatan Alternatif
Alihkan perhatianmu dari keinginan untuk berbelanja dengan melakukan kegiatan lain yang lebih bermanfaat dan menyenangkan.
Misalnya, kamu bisa mencoba hobi baru seperti melukis, berkebun, atau belajar memasak.
Kamu juga bisa menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman, olahraga, membaca buku, atau menonton film.
Dengan mengisi waktumu dengan kegiatan-kegiatan positif, kamu akan lebih jarang memikirkan tentang belanja dan lebih mudah mengendalikan diri.
6. Sadari Dampak Buruk Impulsive Buying
Ingatkan diri sendiri tentang dampak buruk impulsive buying terhadap keuanganmu.
Bayangkan tujuan keuangan yang ingin kamu capai, misalnya membeli rumah atau mobil, traveling ke luar negeri, atau menyiapkan dana pendidikan anak.
Apakah impulsive buying akan membantumu mencapai tujuan-tujuan tersebut? Tentu saja tidak.
Sebaliknya, impulsive buying justru akan menghambatmu dalam mencapai tujuan keuanganmu.
Uang yang seharusnya bisa kamu tabung atau investasikan malah habis untuk membeli barang-barang yang tidak terlalu kamu butuhkan.
Baca Juga: Kenali Perbedaan Impulsive Buying dan Compulsive Buying
7. Terapi Impulsive Buying
Jika kamu merasa kesulitan untuk menghindari impulsive buying sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.
Ada berbagai terapi impulsive buying yang bisa membantumu mengidentifikasi penyebab impulsive buying, mengubah pola pikir dan perilaku konsumtif, serta menemukan solusi impulsive buying yang tepat untukmu.
Terapi ini biasanya melibatkan konseling individu atau kelompok, di mana kamu akan dibimbing oleh psikolog atau konselor yang berpengalaman dalam menangani masalah impulsive buying.
8. Stop Impulsive Buying dengan Mengubah Mindset
Cara mengatasi impulsive buying yang juga penting adalah mengubah mindset tentang belanja.
Cobalah untuk lebih menghargai uang dan memahami bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari memiliki barang-barang baru.
Ada banyak hal lain yang bisa memberikan kebahagiaan sejati, seperti kesehatan, keluarga, teman, dan pengalaman hidup.
Fokuslah pada hal-hal tersebut dan jangan biarkan dirimu terjebak dalam perangkap konsumerisme.
9. Belanja dengan Uang Tunai
Cara mengatasi impulsive buying selanjutnya adalah dengan membawa uang tunai sesuai dengan budget yang telah ditentukan saat berbelanja.
Ini membantu kamu untuk lebih disiplin dan menghindari impulsive buying karena secara visual kamu bisa melihat jumlah uang yang tersisa.
Ketika uang tunai yang kamu bawa sudah habis, maka kamu tidak bisa lagi berbelanja.
Hal ini berbeda dengan saat kamu menggunakan kartu kredit atau debit, di mana kamu cenderung lebih mudah tergoda untuk melebihi budget karena tidak melihat secara langsung jumlah uang yang dikeluarkan.
Ingat, cara mengatasi impulsive buying adalah perjalanan panjang yang membutuhkan kesadaran, komitmen, dan disiplin diri.
Di tengah gempuran godaan untuk melakukan impulsive buying, penting bagi kamu untuk selalu mempersiapkan dana darurat.
Dana darurat ini akan sangat membantumu jika terjadi hal-hal yang tidak terduga, sehingga kamu tidak perlu mengorbankan kebutuhan pokok atau terjerumus hutang konsumtif.
Nah, kalau kamu butuh dana darurat yang terpercaya, kamu bisa gadaikan mobil di deGadai.
deGadai menawarkan proses gadai yang mudah, cepat, dan aman dengan nilai taksir yang tinggi.
Apalagi karena sudah berizin dan diawasi oleh OJK, deGadai jadi pilihan yang terpercaya buat kamu gadaikan mobilmu.
Tertarik buat coba?
Kamu bisa langsung konsultasi dengan cara klik tombol WhatsApp di sebelah kananmu.